26 April 2016

Urban and small island communities facing major social and environmental challenges will be the first to benefit from close to half a million dollars of joint investment by The University of Queensland and Indonesia’s national research organisation, the Indonesia Institute of Science (LIPI).

In Jakarta this week, UQ and LIPI affirmed a three-year agreement for joint research that will address urban resilience and the sustainable development of small islands.

Investigators propose to research the contributions of governance and community networks towards resilience in three of Indonesia’s largest cities in Java: Jakarta, Surabaya and Semarang.

Java is one of the most densely populated islands in the world, and with a combined population of approximately 15 million, these cities face massive economic and environmental challenges.

The joint UQ-LIPI research ream will study and seek ways of improving the resilience of these cities, from human and built environment perspectives. 

Another research stream will address pressing sustainable development issues such as coastal management, conservation and risk reduction, for small and remote islands including Lombok and Ambon.  

UQ Vice-Chancellor and President Professor Peter Høj, who held discussions in Jakarta with LIPI Chairman Professor Iskandar Zulkarnain and colleagues, said the UQ-LIPI partnership would contribute to broader relations between Australia and Indonesia.

“Partnerships based on the creation, sharing and application of knowledge, and the education and training of future research leaders, give added depth to the essential Australia-Indonesia relationship.

“UQ is honoured to lend expertise to critical undertakings by LIPI, the governmental authority on science and research in Indonesia, which is on track to have the world’s fifth largest economy by 2030, and already has over 140 million people living in urban areas.”

Professor Zulkarnain said UQ was one of LIPI’s major international partners, and this investment would give impetus to further collaborative research, and to growth in the expertise of Indonesia’s knowledge workforce.

“It provides a great opportunity to leverage joint collaborative research and build the capacity of LIPI’s young scientists through graduate level study and training at UQ,” Professor Zulkarnain said.

Annual research symposia and joint PhD training activities for UQ and LIPI scholars will be supported by the investment.

It marks a new stage in an existing relationship that includes involvement by both institutions in Catlin Seaview Survey and Capturing Coral Reef and Related Ecosystem Services (which is backed by the Global Environment Fund and World Bank).

It combines the strengths of two institutions that have expertise in research with direct applications to tropical communities and ecosystems, which cover some of the world’s fastest-growing zones of population.

The research is expected to contribute to international thinking on achieving resilience and sustainable development.

The teams will be multi-disciplinary, and include expertise in areas such as strategic business analysis, ecology, rural development, civil engineering, urban planning, anthropology, marine zoology, and ecology.

UQ was this month yet again confirmed as the leading Australian institution in the prestigious Nature Index, which is based on the quality and number of publications in 68 of the world’s leading science journals.

UQ’s long-term commitment to mutually-beneficial engagement with Indonesia stretches back over 50 years.

In 2014 UQ established an office in Jakarta, which has catalysed a pilot scheme of internships for UQ students seeking experience in Indonesia. LIPI is one of the partners that will offer internships to UQ students.

Professor Høj is leading a delegation of senior UQ staff to Malaysia and Indonesia this week. 

Media: Professor Helen Ross, helen.ross@uq.edu.au, +61 408 195 324; Dr Jessica Gallagher, j.gallagher@uq.edu.au, +61 7 3346 7869

 

Program penelitian bersama antara Australia dan Indonesia akan memberikan manfaat bagi masyarakat perkotaan sampai ke pulau-pulau kecil

Masyarakat perkotaan dan kepulauan kecil yang menghadapi tantangan di bidang lingkungan hidup maupun social akan menikmati manfaat dari investasi yang ditanamkan oleh The University of Queensland (UQ) bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Dalam minggu ini, UQ dan LIPI di Jakarta menegaskan perjanjian untuk melaksanakan penelitian bersama selama tiga tahun kedepan yang akan membahas ketahanan perkotaan dan pembangunan kepulauan kecil yang berkesinambungan.

Peneliti dari kedua lembaga berencana untuk melakukan penelitian terhadap kontribusi dari jaringan pemerintahan dan masyarakat terhadap ketahanan di tiga kota terbesar di Indonesia yang berlokasi di pulau Jawa: Jakarta, Surabaya dan Semarang. Pulau Jawa adalah salah satu pulau yang paling padat penduduknya di dunia, dan dengan jumlah populasi sekitar 15 juta, kota-kota ini menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan yang sangat besar.

Tim peneliti gabungan dari UQ dan LIPI akan mempelajari dan mencari cara untuk meningkatkan ketahanan kota-kota ini, baik dari sudut kepentingan manusia maupun lingkungan .

Kelompok peneliti yang lain akan membahas isu-isu mendesak terkait pembangunan berkelanjutan seperti pengelolaan pesisir , konservasi dan pengurangan risiko, untuk pulau-pulau kecil dan terpencil termasuk  pulau Lombok dan Ambon .

Rektor sekaligus Presiden UQ, Profesor Peter Høj, dalam pertemuannya dengan Kepala LIPI Profesor Iskandar Zulkarnain beserta staf di Jakarta, mengatakan kemitraan UQ dan LIPI akan memberikan kontribusi bagi hubungan bilateral antara Australia dan Indonesia secara lebih luas.

"Kemitraan ini didasarkan pada semangat penciptaan juga berbagi ilmu pengetahuan beserta penerapannya. Sementara pendidikan dan pelatihan bagi pemimpin penelitian masa depan, menambahkan kedalaman bagi hubungan antara dua negara.

"UQ sangat merasa terhormat untuk menjadi mitra ahli bagi LIPI, sebuah lembaga pemerintahan yang berwenang di dalam bidang ilmu pengetahuan dan penelitian di Indonesia, sebuah negara yang akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar kelima di dunia pada tahun 2030, dengan jumlah populasi masyarakat perkotaan lebih dari 140 juta orang."

Profesor Zulkarnain mengatakan UQ adalah salah satu mitra internasional utama LIPI, dan investasi bersama ini akan memberikan dorongan lebih besar bagi kegiatan penelitian bersama, dan terlebih lagi turut membantu pengembangan keahlian tenaga kerja Indonesia di bidang ilmu pengetahuan.

"Kerjasama ini memberikan kesempatan yang sangat luas untuk meningkatkan kerjasama di bidang penelitian dan juga membangun kapasitas ilmuwan muda LIPI melalui studi tingkat pascasarjana dan pelatihan di UQ," demikian kata Profesor Zulkarnain .

Investasi bersama ini juga akan membantu diselenggarakannya simposium penelitian tahunan dan kegiatan pelatihan bagi peneliti LIPI yang sedang menjalani program pendidikan Doktoral di UQ.

Kerjasama ini menandai tahap baru dalam hubungan yang telah terjalin baik termasuk keterlibatan kedua lembaga di dalam proyek Catlin Seaview Survey dan Capturing Coral Reef and Related Ecosystem Services (yang didukung oleh Dana Lingkungan Global dan Bank Dunia).

Kegiatan ini menggabungkan kekuatan dari dua lembaga yang memiliki keahlian dalam penelitian dengan aplikasi langsung ke masyarakat dan ekosistem di lingkungan tropis, yang meliputi daerah dengan tingkat perkembangan penduduk tercepat di dunia.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran skala internasional terhadap upaya pencapaian ketahanan dan pembangunan berkelanjutan.

Tim terdiri atas peneliti multi-disiplin, dan termasuk ahli dalam bidang-bidang seperti analisa strategi bisnis , ekologi , pembangunan pedesaan , teknik sipil , perencanaan kota , antropologi, dan zoologi laut.

Pada bulan ini UQ kembali dikukuhkan oleh Nature Indeks yang bergengsi sebagai lembaga terkemuka di Australia. Indeks ini didasarkan atas kualitas dan jumlah publikasi pada 68 jurnal ilmiah terkemuka di dunia.

UQ memiliki komitmen jangka panjang terhadap hubungan dengan Indonesia yang didasari asas saling menguntungkan. Hubungan ini telah terjalin selama lebih dari 50 tahun. Pada tahun 2014 UQ mendirikan kantor perwakilan di Jakarta, yang telah merancang skema program magang bagi mahasiswa UQ yang ingin mencari pengalaman di Indonesia. LIPI merupakan salah satu mitra yang akan menyediakan peluang magang bagi mahasiswa UQ.

Profesor Høj memimpin delegasi staf senior UQ ke Malaysia dan Indonesia pekan ini.

Media: Ratu Sovi Arinta, Chief Representative (Indonesia) The University of Queensland.

T: 0812 104 3682, E: sovi.arinta@uq.edu.au